-->
Analisapos

Terkini,Terpercaya Dan Independen

  • Jelajahi

    Copyright © Analisapos
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan paling atas manual

     


    Petani di Pesisir Barat Di Iming-imingi Bantuan Covit, Ternyata Terjebak Pinjol

    Editor
    Wednesday, 24 May 2023, May 24, 2023 WIB Last Updated 2023-05-24T14:27:24Z




    AnalisaPos.com, Pesisir Barat - Korban penipuan berkedok bantuan di Pesisir Barat Lampung mempertanyakan buku rekening Bank Mandiri miliknya yang telah dibuat oleh PT Crawde Cabang Bengkunat.


    " jika kami memiliki utang di bank mandiri, berarti kami punya rekening Bank Mandiri kan seharusnya, sementara kami tidak pernah merasa membuat buku tabungan," ungkap, PD salah satu korban, warga Kecamatan Karya Penggawa, Rabu (24/5/2023).


    Menurutnya, jika seseorang berhutang di sebuah bank maka harus memiliki rekening bank yang bersangkutan.


    Sementara katanya, hingga saat ini ia tidak pernah merasa membuat atau mengetahui siapa yang membuat rekening tersebut.


    " Meskipun kami petani hidup di hutan tapi kami pernah membuat buku tabungan, buku tabungan di bank itu kan tidak bisa dibuat kalau tidak di tandatangani orang bersangkutan langsung, ini yang aneh, siapa yang membuat rekening kami dan sekarang siapa yang menyimpan,"imbuhnya.


    Ia juga merasa heran jika rekening atas namanya itu dibuatkan oleh perusahaan, tanpa sepengetahuannya.


    PD (45) menjelaskan, jika ia baru sadar memiliki hutang di bank, setelah membaca pemberitaan di media terkait penipuan berkedok pinjaman di Pesisir Barat.


    Menurutnya, kronologis yang ada di dalam pemberitaan itu sama persis yang dialaminya.


    Namun bedanya kata dia, kami di iming-imingi dengan bantuan covit-19 bukan bantuan petani.


    Dikatakannya, ia dan warga lainnya tertarik karena kata pengurusnya saat itu jika ingin mendapatkan bantuan Covit-19 dari luar negeri.


    Untuk memperoleh bantuan covit luar negeri itu mereka diminta mengumpulkan berbagai persyaratan.


    Seperti, Kartu Keluarga (KK), KTP asli dan fotokopi. Mereka juga diminta berswafo menunjukkan KTP dan menandatangani beberapa berkas.


    " Tapi berkas yang kami tandatangani itu tidak boleh dibaca, cuma disuruh tandatangan saja," bebernya.


    " Setelah itu kami dibawa oleh Pengurus yang bernama Akrom ke PT Crawde di Bengkunat, setelah itu bantuan itu langsung keluar Rp 10 juta," sambungnya.


    Namun, pada saat dalam perjalanan pulang bantuan tersebut di potong oleh Akrom sebesar Rp 7.5 juta dengan alasan biaya administrasi.


    " Jadi saya hanya menerima Rp 2.5 juta dari yang katanya bantuan itu," ujarnya.


    " Setelah saya baca pemberitaan, saya cek di bank ternyata memang benar hutang saya sebesar Rp 45 juta dan saya tidak pernah merasa berhutang," imbuhnya.


    Sementara itu Admin PT Crawde Cabang Bengkunat, Zahidi mengatakan, pihaknya tidak pernah memberikan bantuan cuma-cuma kepada masyarakat.


    " harus kita pahami dulu kami tidak pernah memberikan bantuan tetapi kami memberikan pinjaman kepada petani yang membutuhkan modal," ungkapnya saat ditemui di Kantor PT Crawde Cabang Bengkunat, Rabu (24/5/2023).


    Lanjutnya,pinjaman yang telah disalurkan itu memiliki bunga dua persen dan harus dilunasi dalam jangka waktu delapan bulan.


    Jika ada oknum yang mengatakan bahwa pinjaman yang diberikan pihaknya itu tidak perlu dibayar, itu adalah sebuah kebohongan.


    " Kita sepakat bahwa oknum itu sudah melakukan penipuan, kami tidak bertanggung jawab atas pemotongan dana yang mereka lakukan, dan utang mereka yang tercatat itu tetap harus di bayar," katanya.


    " Terkait buku rekening Bank Mandiri milik nasabah itu siapa yang menyimpan saya tidak ngerti, itu tanyakan langsung dengan pimpinan kami bernama Mata Muhizar," katanya lagi.


    Namun saat akan dikonfirmasi, Mat Muhizar yang diketahui juga salah satu Anggota DPRD Pesisir Barat itu tidak bisa ditemui, sebab sedang melakukan Dinas Luar.





    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Hukum & Kriminal

    +