Analisapos.com, Internasional-Pada tanggal 7 Oktober 2023 Dunia dikejutkan dengan serangan besar, massif dan terstruktur, yang dilakukan oleh gerakan-gerakan militan kemerdekaan Palestina di daerah Israel selatan.
Gerakan-gerakan militan kemerdekaan Palestina ini melakukan suatu serangan besar offensif dan mengejutkan terhadap Israel, para anggota-anggota militan Palestina ini menyerbu masuk ke dalam teritori negara Israel hingga sedalam 20 km ; menguasai sebagian kota-kota Israel yakni Sderot, Ofakim dan Netivot.
Menewaskan sekitar 373 aparat keamanan Israel yang terdiri dari tentara dan polisi, 695 warga sipil Israel, Menghancurkan Lusinan hingga puluhan kendaraan militer Israel, dan menawan sekitar 247 warga sipil dan aparat keamanan Israel.
Serangan ini seperti menampar keras wajah pemerintah Israel, dan negara-negara yang selama ini setia mendukung dan membela Israel.
Bagaimana tidak?, gerakan-gerakan bersenjata kemerdakaan Palestina yang bermukim di Jalur Gaza, yang mereka anggap sebagai "Orang kampungan yang menyandang AK-47" mampu melakukan suatu offensif militer berskala besar dan memberi kerusakan begitu berarti pada Israel.
Pemerintah Israel yang mendapat tamparan keras ini, segera bereaksi dengan melancarkan serangan demi serangan udara ke Jalur Gaza, lalu melancarkan serangan darat pada 27 Oktober.
Serangan udara dan serangan darat Israel ke Gaza, yang tetap berlangsung hingga tulisan ini ditulis, menewaskan puluhan hingga ratusan penduduk Gaza setiap harinya, hingga mencapai sekitar 27.000 lebih penduduk Gaza tewas.
Aksi keji otoritas Israel yang melakukan serangan secara membabi buta di Jalur Gaza ini, mengundang reaksi dari organisasi-organissasi perlawanan bersenjata di kawasan Timur Tengah.
Gerakan Hizbullah yang berkedudukan di Lebanon Selatan, yang pertama bereaksi atas kekejian Israel, dan menunjukkan dukungannya terhadap perjuangan di Gaza, dengan melancarkan bentrokan-bentrokan bersenjata di perbatasan Israel Utara-Lebanon Selatan, yang hingga detik ini menewaskan sekitar 12 tentara Israel dan 6 warga sipil Israel.
Amerika Serikat, yang merupakan sekutu tradisonal Israel, dengan gamblang menunjukkan dukungannya terhadap Israel dengan memberi bantuan moril, diplomatik, keuangan hingga persenjataan.
Tindakan Amerika ini memicu perlawanan lagi pada gerakan-gerakan bersenjata di Irak, Suriah dan Yaman Utara.
Kelompok-kelompok bersenjata di Suriah, Irak dan Yaman ini menyerang basis-basis militer milik Amerika di wilayah tersebut, dan sekurangnya 5 tentara Amerika tewas akibat serangan-serangan ini.
Diatas kertas. peristiwa yang terjadi di Timur Tengah sejak 7 Oktober 2023 sampai sekarang, merupakan suatu rangkaian perjuangan demi kemerdekaan bangsa Arab Palestina terhadap rezim Zionis Israel, dengan dukungan solidaritas dari kelompok-kelompok bersenjata lain di Lebanon, Suriah, Irak dan Yaman.
Memang betul, peristiwa ini merupakan satu dari serangkaian perjuangan bersenjata bangsa Arab palestina melawan rezim Zionis Israel. Namun ada kepentingan lain yang ikut menumpang ; yakni kepentingan Iran memerangi Israel serta Amerika di kawasan timur tengah.
Republik Islam Iran atau Iran. diyakini mengorkestrasi dan mendukung serangan-serangan kelompok-kelompok bersenjata di Gaza, Lebanon, Suriah, Irak dan Yaman atas Israel dan Amerika.
Walaupun dalam pernyataan resmi Iran selalu menampik keterlibatan mereka, ; Iran menolak tuduhan keterlibatan mereka namun "menyelamati dan mendukung Kelompok perlawanan kemerdekaan palestina, beserta kelompok-kelompok perlawanan di Timur Tengah yang menyerang kedudukan Israel dan Amerika.
Jika diteliti lebih dalam lagi. Hampir kesemua gerakan-gerakan bersenjata Arab, yang menyerang Israel dan Amerika, hampir semuanya didukung, didanai dan dipersenjatai oleh Iran.
Kita mulai di Jalur Gaza. Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata partai politik HAMAS yang melakukan serangan terhadap Israel dan memerangi Israel di Jalur Gaza ; mendapat dukungan verbal, pelatihan militer yang memampukan mereka melakukan offensif 7 Oktober, pendanaan yang memampukan Brigade Al-Qassam membangun jaring terowongan bawah tanah yang berguna dalam menyulitkan tentara Israel dalam berperang di Gaza, serta dukungan persenjataan-persenjataan yang memampukan Brigade Al-Qassam merontokkan kendaraan-kendaraan lapis baja Israel yang konon katanya canggih dan mumpuni.
Pindah ke Lebanon Selatan. Kelompok bersenjata Hizbullah. telah diketahui sejak pendiriannya pada tahun 1985 didukung dengan penuh oleh Iran.
Hizbullah adalah gerakan bersenjata yang berideologi Islamisme Syiah, yang awalnya dibentuk untuk melindungi komunitas Islam Syiah di Lebanon Selatan, yang kerap dipersekusi oleh kelompok bersenjata Kristen Maronit selama perang sipil Lebanon (1975-1990 berlangsung. Hizbullah mendapat dukungan pelatihan, keuangan dan persenjataan dari Iran.
Di Suriah dan Irak. Iran mendukung rezim di Damaskus-Suriah yakni Rezim Assad, Suriah juga menjadi base operasi Garda Revolusi Iran, Korps Elit bersenjata Iran dalam melancarkan operasi militer mereka di Lebanon, Suriah dan Irak. Di Irak, setidaknya ada 4 milisi islam syiah yang tergabung dalam organisasi payung bernama Al-Muqawah Fil Islamiat Lil Iraq (Grup Perlawanan Irak), yang terlibat melakukan penyerangan kepada aset-aset militer Amerika di Irak dan Suriah.
4 milisi tersebut adalah :
-Kataib Hezbollah
-Harakat Hezbollah Al-Nujaba
-Asa'ib Ahl Al-Haq
-Kata'ib Sayyid Al-Shuhada
Keempat milisi ini semuanya berideologi Islamisme Syiah. Dibentuk pada masa perang Irak (2003-2013), dan dibiayai, dipersenjatai serta dilatih langsung oleh Garda Revolusi Iran.
Lalu terakhir adalah Yaman, lebih spesifik lagi Yaman Utara. Terdapat organisasi bersenjata besar bernama Ansarallah atau dikenal sebagai Houthi. Gerakan Houthi ini didirikan pada tahun 1994 sebagai gerakan keagamaan Islam Syiah Zaydi di Yaman Utara.
Ketika perang sipil di Yaman pecah pada 2015 silam, Kelompok Houthi berperang melawan pemerintahan Yaman yang didukung Oleh negara-negara Arab Teluk seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, yang menurut rival ideologi dan Mazhab Iran yang Islam Syiah.
Kelompok Houthi mendapatkan dukungan persenjataan dan keuangan, ditengarai setiap tahun Iran menyumbang uang sebesar $750.000 hingga $2.000.000 kepada Kelompok Houthi untuk mengembangkan diri mereka.
Sampai sekarang kelompok Houthi secara de facto menguasai teritori Yaman Utara, dan dari situ mereka melancarkan serangan terhadap kapal-kapal dagang milik Israel, sebagai bentuk solidaritas atas perjuangan rakyat Gaza-Palestina.
Menarik untuk dicermati. Hampir kesemua Organisasi bersenjata ini bermazhab dan berideologikan Islam Syiah, kecuali Brigade Al-Qassam yang bermazhab Sunni.
Selain itu kesemua organisasi bersenjata yang disebutkan diatas ; dilatih, dipersenjatai, dan dibiayai oleh Iran.
Para pengamat dan analis menyebutkan bahwa yang terjadi saat ini di kawasan timur tengah, adalah suatu perang proksi yang dilancarkan oleh Iran, melawan Israel-Amerika di timur tengah.
Iran mengatur proksi-proksinya untuk merusak atau merugikan Israel dan Amerika, dengan maksud untuk melemahkan presensi kedua negara tersebut di kawasan timur tengah.
Apakah itu proksi?, proksi adalah suatu entitas, yang terhubung dan mewakili pihak utama, dan melakukan sesuatu yang diminta dan diperlukan oleh pihak utama.
Lalu mengapa Iran melakukan suatu konflik dengan menggunakan proksi-proksinya terhadap Israel dan Amerika?.
Sejak kesuksesan Revolusi Islam Iran pada 11 Februari 1979, dan pembentukan pemerintahan Republik Islam di Iran pada 1 April 1979.
Iran dianggap sebagai ancaman utama stabilitas di kawasan timur tengah oleh negara-negara Arab teluk yang ber- pemerintahan monarki, serta mengancam kepentingan Amerika Serikat dan Israel di Timur Tengah.
Israel ditengarai bertanggungjawab atas terbunuhnya empat ilmuwan nuklir Iran pada tahun 2010 dan 2012, serta terbunuhnya seorang Jendral Garda Revolusi Iran, yakni Jendral Qasem Al-Soleimani pada awal tahun 2020 silam. Pasca terbunuhnya Jendral Qasem Al-Soleimani, Iran selama hampir 3 tahun terakhir memperkuat organisasi-organisasi bersenjata proksi-nya, untuk kemudian melancarkan serangan militer terhadap Israel dan kedudukan Amerika di Timur Tengah.
Serangan 7 Oktober silam, merupakan serangan pembuka oleh Iran kepada Israel. Dan sampai saat ini, suatu perang proksi yang dilancarkan oleh Iran terhadap Amerika-Israel masih terus berlanjut.
Diperkirakan, Iran masih akan tetap menggerakkan dan memerintahkan proksi-proksi nya, untuk melancarkan serangan demi serangan terhadap Amerika-Israel, sampai salah satu atau kedua musuh Iran ini melemah dan mengaku kalah.