Ilustrasi. |
Analisapos.com, Jakarta - Peneliti Pusat Riset Antariksa, Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, Farahhati Mumtahana menyampaikan beberapa fenomena astronomi yang akan terjadi selama 2024. Dua di antaranya adalah gerhana bulan dan matahari yang terjadi bertepatan bulan Ramadhan 2024.
“Ada juga fenomena gerhana di tahun 2024, tetapi sayangnya tidak melintas di wilayah Indonesia. Namun dapat dijadikan pertimbangan jika ingin merencanakan wisata atau ekspedisi mengejar gerhana,” ujar Farah, dikutip dari laman BRIN, Jumat (15/3/2024)
Fenomena astronomi yang diperkirakan terjadi di bulan Ramadhan 2024 adalah gerhana bulan penumbra pada 24-25 Maret 2024. Namun, fenomena alam ini hanya bisa diamati di Eropa, Asia Utara/Timur, Australia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Samudera Pasifik, dan Antartika.
Selain itu, Ramadhan 2024 juga akan dihiasi dengan gerhana matahari total (GMT) yang akan terjadi pada 8 April 2024. GMT ini bisa diamati Eropa Barat, Amerika Utara, Amerika Selatan, Samudera Pasifik, Atlantik, dan Arktik.
Dalam khazanah Islam, gerhana adalah fenomena alam yang menggambarkan keagungan ciptaan Allah SWT. Fenomena astronomi ini menjadi bukti bahwa kebesaran Allah SWT itu nyata. Rasulullah SAW bersabda:
“Sungguh, gerhana matahari dan bulan tidak terjadi sebab mati atau hidupnya seseorang, tetapi itu merupakan salah satu tanda kebesaran Allah Ta’ala. Karenanya, bila kalian melihat gerhana matahari dan gerhana bulan, bangkit dan shalatlah kalian.” (HR Bukhari-Muslim).
Sebagaimana disebut dalam hadis, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan sholat ketika terjadi gerhana.
Mengingat dua gerhana di bulan Ramadhan 2024 ini tidak bisa diamati di Tanah Air, apakah muslim Indonesia perlu sholat gerhana atau sholat kusufain?
Sholat Gerhana ketika Tidak Melihat Gerhana
الله لا ينكسفان لموت أحد ولا لحياته ، ولكن الله يرسلهما يخوف بهما عباده ، فإذا رأيتم ذلك فصلوا وادعوا حتى ينكشف ما بكم
Artinya: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda kebesaran Allah. Mereka tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang atau lahirnya orang tertentu. Namun Allah menciptakan peristiwa gerhana matahari dan bulan itu, agar membuat para hamba-Nya takut. Karena itu, jika kalian melihat peristiwa gerhana, lakukanlah shalat dan berdoalah, sampai gerhana itu selesai.”
Dalam riwayat lain:
فإذا رأيتم ذلك فافزعوا إلى ذكر الله ودعائه واستغفاره
Artinya: “Jika kalian melihat gerhana maka segeralah mengingat Allah, berdoa, dan memohon ampunan kepadanya.” (HR. Ad-Darimi 1569, An-Nasai 1483 dan dishahihkan al-Alba.
Sholat Gerhana Dilakukan Jika Melihat Gerhana
Ustadz Ammi Nur Baits menjelaskan, dua riwayat di atas menegaskan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengaitkan disyariatkannya sholat gerhana ketika seseorang melihat peristiwa itu.
“Sementara mereka yang tidak melihat peristiwa gerhana itu, tidak disyariatkan untuk melakukan sholat gerhana,” tulis Dewan Pembina Konsultasisyariah.com ini dikutip Jumat (15/3/2024).
Imam Ibnu Baz juga menjelaskan, dari hadis tersebut berarti tidak disyariatkan bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang tidak melihat gerhana untuk melakukan sholat gerhana.
Sebab, Rasulullah SAW mengaitkan perintah untuk melaksanakan sholat gerhana dan memperbanyak dzikir dengan rukyatul kusuf (melihat peristiwa gerhana).
Bukan sebatas informasi dari ahli hisab yang memprediksi akan terjadi gerhana, tidak pula mengacu pada peristiwa gerhana yang ternyata di belahan daerah lainnya. (Majmu’ Fatawa Ibn Baz, 13:31)
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, umat Islam di Indonesia tidak perlu melaksanakan sholat kusuf maupun khusuf saat terjadi dua gerhana akhir Maret dan awal April 2024, bertepatan bulan Ramadhan.
Sebab, dua gerhana ini tidak melintasi wilayah Indonesia. Wallahu a’lam.